:: Sekretariat : Jln.Solo km 11,1 Cupuwatu 1 Kalasan, Sleman, Yogyakarta (081226923627) ::

Website ini masih dalam perbaikan, mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Terimakasih


WHO AM I….?

Siapakah aku sebenarnya….????

Pertanyaan ini sering timbul dalam benak kita sebagai manusia ciptaan Allah.Dalam keberadaan kita di bumi ini kita kadang masih gelisah untuk mengerti siapa diri kita yang sebenarnya, kebanyakan orang yang kadang meremehkan hal tersebut, dan kadang salah mengartikan siapa dirinya yang sebenarnya, malahan dia menimbulkan beberapa pertanyaan sebagai tindak lanjut dari pertanyaan WHO AM I yaitu : Apakah saya orang kaya?, apakah saya ganteng?, apakah saya cantik?, apakah saya bisa memiliki lebih dari yang dimiliki orang lain?,apakah saya dianggap sebagai orang yang hebat oleh orang lain?

Itu adalah beberapa pertanyaan yang salah jika timbul dalam benak seseorang, karena Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukan untuk hal-hal yang bisa menjadikan manusia itu membanggakan dirinya dengan sesamanya, tetapi tujuan Allah adalah supaya manusia yang diciptakannya itu bisa memuliakan Dia sebagai seorang Allah yang telah menjadikan nya berharga dari ciptaan yang lain dan berharga di mata Allah.

Dalam Mazmur 139:13-16, “sebab engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang kau buat dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagimu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah. MataMu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitabMu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.”

Lahirnya manusia di bumi ini sudah merupakan rencana Tuhan dari awalnya sehingga Dia tahu segala jalan hidup seseorang yang baru dilahirkan selama dia bisa bertahan hidup di bumi ini.

Tak salah lagi jika kita sebagai makhluk ciptaan tangan Allah sendiri itu menanyakan Siapa Diri Kita Yang Sebenarnya…


Dari pertanyan tersebut tersirat beberapa point yang harus kita perlu pahami

1. Mengenal siapa diri kita yang sebenarnya

Diri kita adalah gambaran dari pribadi Allah sendiri….!!!

Allah menciptakan seorang manusia sungguh banyak perbedaan dengan yang lainnya mulai dari ciri fisik, sikap dan intelektual yang berbeda-beda.

Hal itu menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai perbedaan dirinya yang sebenarnya dengan diri orang lain yang sebenarnya juga.

Untuk mengenal diri kita yang sebenarnya, kita harus menigisi pikiran kita dengan hal yang positif

Jika kamu mengisi pikiran dengan muatan bahagia, maka kamu akan bahagia. Jika kamu mengisinya dengan muatan nestapa, maka kamu akan menjadi nestapa.”

Dalam Amsal 23 :7a, pengertian gambar diri tertulis seperti ini, “sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya seniri demikianlah ia”. Artinya bagaimana manusia itu meyakini bahwa dirinya berharga yang utama di mata Allah dan yang ke dua di mata sesamanya.


- Berharga di mata Allah

Yesaya 49 :15-16 “Aku tidak akan melupakan engkau. Lihatalah aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku.” Dalam Matius 10:30-31 juga dapat dikutip “Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karen kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.”

Allah menghargai dan mengasihi kita jauh lebih besar dari yang kita bayangkan, dia bahkan merelakan anaknya yang tunggal yaitu Yesus yang mau mati di kayu salib, mengalami penderitaan yang tak seorang pun dapat melakukannya, itu hanya untuk kita, untuk menyelamatkan kita dari dosa agar kita tidak hilang dari padanya. Itulah harga kita kepada Allah yaitu penebusan lewat darah dan daging Yesus Kristus sendiri.

Kita juga bukan hanya bisa menerima saja kebaikan Tuhan itu, tapi kita berusaha bagaimana menyenangkan hatiNya dan memberikan Hormat dan Syukur buat Dia, dengan jalan itulah diri kita menjadi sangat berharga di mata ALLAH


- Berharga di mata manusia

Hubungan sesama manusia juga sangat penting untuk kita mewujudkan kasih Allah terhadap orang lain. Dari kutipan ini “Bagaikan kasih kemana saja kamu pergi. Pertama di rumah kamu sendiri. Bagaikan kasih kepada anak-anak, istri atau suamimu, dan kepada tetangga sebelah rumahmu. Jangan seorangpun berlalu tanpa merasa lebih baik atau lebih gembira, jadilah ekspresi hidup akan kebaikan Tuhan, baik di wajah, mata, senyum, dan kebaikan bagi salam kamu yang hangat (dikutip dari : {BUNDA TERESA, 1910-1997}) yang artinya jadilah contoh yang baik buat sesamamu, menjadi teladan hidup atas segala lakumu, sehingga orang lain memandang diri kita sebagai seorang sahabat yang sangat berarti bagi kebaikan hidupnya.


2. Penyebab rusaknya diri sendiri

Dalam Pengkhotbah 7 : 29 dikatakan “Lihatlah hanya ini yang kudapati : bahwa Allah telah menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak dalih.” Tuhan telah menjadikan kita berharga sebagai manusia yang jujur, tapi manusia itu sendiri telah membuat dalih sebagai jerat baginya. Itulah penyebab hubungan Allah dan manusia mulai renggang karena dosa, sejak dosa pertama yang dilakukan oleh ADAM dan HAWA. dosa merupakan sesuatu yang sangat dibenci Tuhan dan selalu menempel pada sikap dasar kepribadian manusia, manusia selalu menganggap dirinya lebih hebat dari yang lain bahkan mau menyaingi Allah sendiri, manusia memaksakan kehendaknya untuk menentukan siapa dirinya yang sesuai dengan kehendaknya sendiri. Itulah hal yang membuat diri kita itu hancur, itulah pekerjaan si iblis yang menghampiri hati manusia,

Seperti rumusan iblis di bawah ini untuk menghancurkan manusia

Demikianlah diri kita dihancurkan oleh iblis seperti dirumuskan di atas.

3. Mengembalikan dari kehancuran

Untuk mendapatkan kembali diri kita yang sebenarnya kita harus keluar dari ikatan si iblis seperti yang dijelaskan di atas tadi, marilah kita memaknai kembali hidup kita bersama Yesus dengan suatu pertanyaan

Tuhan tidak punya tangan, kecuali tanganmu. Tuhan tidak punya kaki, kecuali kakimu. Tuhan tidak mempunyai mata, kecuali matamu. Maukah engkau menjadi alatnya di dunia ini?????

Apakah jawaban saudara denga pertanyaan tersebut apakah anda tidak mau mengembalikan diri anda yang sebenarnya yang sangat berharga di mata Tuhan itu?tentu saja kita masih tetap mengikut Tuhan dan mendapatkan kembali diri kita yang sebenarnya yang telah dihancurkan oleh si iblis, tapi dengan upaya yang maksimal kita harus siap mendapatkannya kembali bagaikan “Saat orang lain diam,kita sudah jalan. Saaat yang lain jalan kita sudah sampai.saat yang lain sampai kita sudah istrahat.saat orang mau istrahat kita sudah jalan lagi”. yang artinya tidak pernah lagi kita memberikan peluang buat si iblis untuk menghancurkan hidup kita yang sangat berharga ini di mata Tuhan. Tetapi kita juga mempunyai tugas yang Tuhan ingin kita melakukannya yaitu menjadi alatnya di seluruh bumi, menyampaikan kebenaranNya sehingga Diri Kita Yang Sebenarnya itu kita dapatkan kembali jika kita dekat dengan Allah dan sekaligus menjadi berharga di mata sesama manusia.


Yefta Lase(MK'08)



No comments :

Post a Comment

 

@Copyright 2007 - 2014 All Rights Reserved | Blog resmi P-SKAN Yogyakarta | HUMAS P-SKAN